Selain percepatan rekonstruksi & pembangunan infrastruktur jalan di dalam kota dan di luar kota, pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan, bidang ekonomi dan stabilitas keamanan adalah juga prioritas dalam visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Nabire, Mesak Magai, S.Sos., M.Si dan Ismail Djamaluddin.
Khusus dalam bidang pendidikan, tahun anggaran 2022, Bupati Mesak Magai telah menggelontorkan anggaran 18 miliar, enam ratus juta. Nilai uang ini membiayai sejumlah kebijakan khusus di bidang pendidikan, yakni bantuan studi bagi suku-suku asli Nabire (9 suku), pembangunan asrama mahasiswa di Jayapura, bantuan kepada sejumlah yayasan yang mengelola pendidikan di Kabupaten Nabire, serta bantuan bagi anak-anak suku terasing sekaligus pembebasan lokasi pembangunan asrama bagi anak suku terasing di Nabire.
Berikut laporannya!
PERHATIAN KHUSUS ANAK SUKU TERASING
Bupati Nabire, Mesak Magai, S.Sos., M.Si mengatakan, salah satu konsentrasinya saat ini di bidang pendidikan adalah menyiapkan asrama untuk tempat pendidikan dan pembinaan khusus bagi anak-anak suku terasing Kabupaten Nabire di kota Nabire.
Berkenaan dengan konsentrasinya, Bupati telah menerima kurang lebih 15 anak suku terasing di Kediaman Negara secara resmi dan telah memotivasi mereka sekaligus menyampaikan pembangunan asrama bagi mereka.
“Saya menerima mereka agar mereka merasa bahwa ada dukungan, termotivasi dan mereka tidak sendirian. Saya cerita dengan mereka, kisah hidup saya, saya juga dari daerah terisolir sama seperti mereka dulu. Mereka dengarkan cerita saya dengan baik,” kata Bupati Mesak.
Bupati menjelaskan, dalam pertemuan dengan mereka itu, ia memotivasi anak-anak suku terasing ini bahwa hanya dengan sekolah mereka bisa berkarya di mana saja, bahkan bisa menjadi Bupati seperti dirinya kelak.
Dijelaskan Bupati, akses masuk ke Taumi sangat sulit. “Akses masuk ke sana sangat sulit. Kemudian, pernah dibangun satu buah sekolah dasar di sana. Namun, jauh sebelum saya menjadi Bupati, sekolah itu tidak pernah diperhatikan gedung sekolahnya sehingga sudah tidak layak dan tidak ada perumahan guru. Saat ini belum ada guru di sana,” kata Bupati Mesak.
“Kita kirim guru pun, selain akses yang susah, percuma juga karena dengan kebiasaan yang ada di sana tidak mudah mengajak siswa masuk sekolah,” kata Bupati Mesak.
“Hari-hari anak-anak terbiasa masuk ke hutan atau ke kebun bersama orang tuanya ketimbang pergi ke sekolah. Ini menjadi tantangan bagi guru yang ditugaskan di sana,” kata dia.
Karena itu, Bupati Mesak menjelaskan, tahun anggaran 2022 ini, pihaknya telah menggelontorkan anggaran 1 milyar untuk membiayai sejumlah hal. Salah satunya adalah pembayaran lokasi dan pelepasan untuk pembangunan asrama bagi anak-anak suku terasing ini.
“Nabire ini kan ada 9 suku asli seperti suku Wate, Yerisyam, Hugure, Umari, Goa, dan Mora dari wilayah pesisir dan tiga suku dari Nabire gunung ialah suku Mee, Auye, dan Moi.”
Tetapi, kata Bupati, “Khusus suku Auye/Ause ini kan masih terasing sejak Kabupaten Nabire dibentuk. Anak-anak di sana tidak sekolah karena itu tahun ini saya siapkan lokasi dan tahun depan saya bangun asrama mereka.”
Dikatakan Bupati, “Asrama yang disiapkannnya tidak hanya sebagai tempat tinggal tetapi sebagai tempat pendidikan dan pembinaan. Pendidikan dan pembinaan akan atur oleh yayasan yang kita tunjuk. Kita akan dukung anggarannya.”
Dijelaskan Bupati, berkenaan dengan hal ini, pihaknya bekerja sama dengan Yayasan Yaberkat. Tahun ini fokus pada kurang lebih 15 anak yang disekolahkan sejumlah sekolah yang ada di Kota Nabire.
“Karena itu sementara ini kita ambil alternatif siapkan asrama.”
“Saya sudah menyatakan komitemen ini. Saya yakin dan percaya bahwa Yayasan Yaberkat akan mengelola ini dengan baik demi kemanusiaan dan masa depan anak-anak suku terasing ini,” harap Bupati Mesak.
PEMBANGUNAN ASRAMA MAHASISWA JAYAPURA
Asrama Mahasiswa Nabire di Kampkey, Jayapura terbakar pada Sabtu, 12 Oktober 2019 silam. Sejak kebakaran itu, mahasiswa asal Nabire di Jayapura kehilangan tempat tinggal. Sejumlah mahasiswa yang sebelumnya tinggal di asrama tersebut terpaksa kos dan sebagian pindah di kepada sanak famili di sana. Mahasiswa terus mengelu tempat tinggal di sana.
Sejak kebakaran tersebut, pengurus Asrama telah menyampaikan kepada Pemda Nabire untuk pembangunan asrama tersebut pada tahun 2019, 2020, dan 2021. Namun, belum pernah terealisasi.
Pada tahun anggaran 2022 ini, Bupati Mesak telah mengelontorkan anggaran sebesar 10 Mmilyard untuk pembangunan asrama Kamkey yang telah terbakar beserta perabotan akan dilengkapi.
Dijelaskan Bupati Mesak, “Untuk asrama di Padang Bulan dan asrama putri di Perumnas I Waena, ke depan kita alokasikan melalui dana Otsus sesuai kondisi anggaran kabupaten karena Nabire tengah hadapi defisit,” jelas Bupati Mesak.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Nabire Dra. Dina Pidjer memimpin tim dinas pendidikan Kabupaten Nabire ke Jayapura untuk memastikan proses pembangunan asrama dimaksud dan pembangunannya sedang dilaksanakan saat ini.
Berkenaan dengan pembangunan ini, para mahasiswa antusias mengawal proses pembongkaran reruntuhan bangunan dengan eksavator dan menyampaikan apresiasi kepada Bupati Mesak.
“Kami penghuni asrama Nabire Kampkey sangat berterimakasih kepada bapak Bupati Nabire Mesak Magai S.Sos M.Si karena asrama sudah mulai dibangun. Penggusuran bangunan lama hari pertama sudah mulai. Kami penghuni pernah berusaha dari dulu, hari ini Bapak Mesak sudah memecahkan rekor untuk bangun asrama Nabire. Kami penghuni 101 orang dia selamatkan,” kata Yonas Makai, salah satu mahasiswa penghuni asrama.
“Kami butuh seperti bapak Mesak jiwa membangun SDA untuk masa depan generasi Papua,” kata Yonas Makai.
BANTUAN 7 YAYASAN PENDIDIKAN
Bupati Nabire, Mesak Magai, S.Sos., M.Si, selain memberikan perhatian pada asrama mahasiswa dan anak suku terasing, mengucurkan juga dana 2 milyar 6 ratus juta bagi tujuh yayasan yang ada di Kabupaten Nabire.
Ketujuh Yayasan pendidikan tersebut adalah Yayasan YPK, YPPK, YPPGI, YAPIS, ADVEN, PESAT, dan MANDALA.
“Dari total dana itu, setiap Yayasan mendapatkan dana tidak sama. Artinya, dana diberikan sesuai dengan beban pembiayaan dari masing-masing sekolah yang dilihat dari jumlah sekolah yang dikelola oleh ketujuh yayasan di Nabire. Yayasan yang mengelola sekolah lebih banyak tentu dapat dana lebih banyak,” kata Bupati Mesak.
“Saya ingin tidak menimbulkan kecemburuan, maka kami pakai dasarnya adalah jumlah sekolah yang dikelola oleh masing-masing yayasan. Selain itu, kita lihat juga ketersediaan fasilitas, dan tenaga pendidik dari sekolah yang dikelola oleh yayasan-yayasan ini. Jadi, kita berikan dana berdasarkan data yang kami perioleh berkenaan dengan beberapa hal di atas tadi,” tutur Bupati.
Bupati menegaskan, kondisi APBD Nabire defisit, tetapi karena pendidikan adalah hal utama membangun Nabire yang hebat di masa depan. Maka, tetap diupayakan walaupun nilainya belum mencukupi semua.
“Dana itu lebih untuk operasional. Fasilitas sekolah, kami juga upayakan melalui dinas pendidikan,” tuturnya.
BANTUAN STUDI SUKU ASLI NABIRE
Beberapa hari setelah dilantik sebagai Bupati Nabire, Mesak Magai, S.Sos., M.Si , saat memberikan sambutan pada Rapat Terbuka Senat Universitas Satya Wiyata Mandala Nabire pada Jumat (19/11/2021) lalu, mengatakan ia akan meringankan beban biaya studi para mahasiswa dari enam suku asli Kabupaten Nabire, Papua.
Apa yang telah dijanjikan Bupati Mesak tersebut telah diwujudkannya dengan mengalokasikan dana senilai 4 milyar rupiah.
“Saya sudah alokasi dan salurkan dana 4 milyar kepada mahasiswa suku-suku asli Nabire. Proposal studi yang telah diajukan sudah kami lakukan verifikasi untuk memastikan bahwa yang menerima adalah benar-benar mahasiswa dari suku-suku asli Nabire,” kata Bupati Mesak.
Bupati mengatakan, dalam kondisi anggaran yang defisit tentu nilainya tidak seperti yang diharapkan, apalagi yang studi akhir dan yang studi langka. “Tahun depan, bagi mahasiswa asal suku asli Nabire bisa memasukan surat ke bagian Kesra di Setda. Dokumen dan persyaratan dapat dicek di bagian Kesra tetapi akan diverifikasi dengan baik sehingga ternyata tidak benar maka tidak akan dibayarkan,” kata Bupati.
BANTUAN USWIM NABIRE
Perguruan Tinggi adalah tempat pendidikan dan pengajaran yang meruapakan kelanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk mempersiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademis dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.
Berkenaan dengan hal ini, Universitas Satwa Wiyata Mandala (USWIM) sebagai salah satu perguruan tinggi swasta tertua di Nabire yang mahasiswanya berasal dari seluruh wilayah Meepago memerlukan uluran tangan dari pemerintah daerah setempat untuk meningatkan fasilitas dan murunya. Karena, mahasiswa yang kuliah di sana adalah aset daerah yang akan membangun Nabire dan wilayah Meepago.
Apabila USWIM memiliki fasilitas yang memadai dan semakin berkualitas maka otomatis akan berdampak pada pembangunan wilayah tengah Papua di masa depan.
Dengan alasan inilah Bupati Nabire, Mesak Magai, S.Sos., M.Si membantu USWIM sebesar 1 milyar agar dapat menambah fasilitas yang menunjang dalam rangka peningkatan mutu. “Jika dilihat dari kebutuhan USWIM yang masih memerlukan pengembangan gedung, fasilitas perpustakaan, alat praktik dan lannya dana 1 M tentu tidak mencukupi. Tetapi, sebagai perguruan tinggi yayasan, pemerintah sifatnya membantu, tidak bisa memenuhi semua kebutuhan karena fokus pemerintah daerah pada layanan dasar pendidikan dan perhatian kepada mahasiswa,” kata Bupati Mesak.
“Kita ketahui bahwa saat ini di Nabire, tidak hanya USWIM. Ada sejumlah perguruan tinggi lain, tetapi pemerintah memiliki keterbatasan anggaran apalagi dalam kondisi anggaran daerah yang mengalami defisit. Kita bantu perguruan tinggi tertua di Nabire dengan jumlah jurusan yang banyak dengan jumlah mahasiswa yang banyak pula. Perguruan tinggi yang lain dapat kita perhatikan sesuai kondisi anggaran yang ada saat ini di Kabupaten Nabire,” kata Mesak. [Tim Dinkominfo Nabire]
165,060 orang membaca tulisan ini