Nabirekab.go.id — Dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Bupati se-Provinsi Papua Tengah yang berlangsung di Ballroom Kantor Gubernur Papua Tengah, Bupati Nabire, Mesak Magai, S.Sos., M.Si. pernah menyampaikan usulan strategis terkait penataan wilayah perkotaan Nabire, khususnya pemindahan Pasar Karang Tumaritis ke Terminal Penyangga Wonorejo.
Dalam forum resmi tersebut, Bupati Mesak menegaskan bahwa perubahan tata ruang dan fungsi kawasan perkotaan perlu dilakukan demi menjawab tantangan masa depan kota Nabire sebagai ibu kota provinsi Papua Tengah.
“Dahulu, kawasan Pasar Karang ini adalah ujung kota. Namun kini, wilayah itu telah menjadi titik sentral dari pertumbuhan ekonomi, pemerintahan, dan mobilitas masyarakat. Sudah saatnya kita melakukan penataan besar,” ujar Mesak Magai pada saat itu.
Ia menyampaikan bahwa pemindahan Pasar Karang bukan sekadar relokasi fisik, tetapi merupakan bagian dari visi besar untuk menjadikan Nabire sebagai kota yang tertib, modern, dan berkelanjutan, sejalan dengan perannya sebagai etalase, pusat pemerintahan, pusat pendidikan, pusat ekonomi dan sekaligus sebagai pintu gerbang arus barang dan manusia dari dan ke sejumlah kabupaten pegunugan di Provinsi Papua Tengah.
Beberapa pekan terakhir ini terjadi dinamikan di tengah masyarakat. Berkenaan dengan hal ini. Bupati Nabire mengampaikan 7 alasan, mengapa Pasar Karang Tumaritis perlu dipindahkan, sebagai berikut.
1. Menjadikan Nabire Wajah Papua Tengah yang Tertib dan Modern
“Kota ini bukan hanya milik warga Nabire. Ini wajah Provinsi Papua Tengah. Ketika orang dari berbagai daerah datang, inilah tempat pertama yang mereka lihat. Maka pusat kota harus bersih, rindang, tertib, bersih, dan menampilkan wajah Papua Tengah yang modern tetapi juga asri,” jelasnya.
2. Mengurai Kemacetan dan Beban Lalu Lintas
“Pasar Karang sudah terlalu padat. Letaknya di jantung kota, dan aktivitasnya menyebabkan kemacetan, parkir liar, sampah tengah kota, dan risiko kecelakaan. Kita tidak bisa biarkan ini terus berlangsung,” tegasnya.
3. Fasilitas Pasar Baru yang Lebih Layak dan Representatif
Pasar yang direncanakan di Wonorejo akan dilengkapi dengan: lapak standar, drainase dan sanitasi modern, ruang parkir luas, keamanan dan kenyamanan terjamin.
“Kita ingin pedagang dan pembeli punya tempat yang lebih manusiawi dan representatif. Jangan terus menerus terjebak di lokasi sempit, becek, dan semrawut,” kata Mesak.
4. Pemerataan Ekonomi Wilayah
“Kita ingin Nabire bagian Barat juga berkembang. Jangan semuanya tertumpuk di pusat kota. Dengan memindahkan pasar ke Wonorejo, ekonomi akan tumbuh lebih merata sekitaran Karang, Wonorejo dan Djayanti,” jelasnya.
5. Nilai Tambah bagi Pedagang
“Pedagang jangan khawatir. Di pasar baru, tempat mereka akan punya nilai lebih. Itu investasi. Nilai properti naik, potensi dagang pun ikut naik,” tambahnya.
6. Relokasi yang Adil dan Manusiawi
Pemkab Nabire, menurut Mesak, akan menjamin hak-hak pedagang yang telah lama berjualan di Pasar Karang: disediakan tempat yang layak dan setara, diberi pendampingan usaha, dilibatkan dalam proses perencanaan, dan Dibantu proses transisinya secara bertahap.
“Kami tidak akan tinggalkan pedagang. Pemerintah hadir bukan untuk menggusur, tapi untuk mengangkat,” tegas Bupati Mesak.
7. Jawaban atas Tantangan Kota di Masa Depan
“Lima atau sepuluh tahun ke depan, jika tidak dipindahkan, pasar ini akan jadi sumber masalah: macet parah, sanitasi buruk, hingga potensi kebakaran. Kalau sekarang kita pindahkan, itu bukan pemaksaan. Itu antisipasi,” ujarnya.
Pasar Karang akan Dijadikan Kawasan Percontohan Perkotaan
Mesak juga menyampaikan bahwa bekas kawasan Pasar Karang tidak akan dibiarkan terbengkalai, melainkan akan ditata menjadi kawasan perkotaan yang menjadi contoh penataan di kota Nabire.
“Kawasan Karang Tumaritis nanti akan kita jadikan kawasan percontohan perkotaan. Tata ruangnya lebih baik, lebih hijau, dan menjadi ruang publik yang representatif, dalam bentuk yang diharapkan oleh masyarakat,” jelasnya.
Permintaan Pembangunan Infrastruktur Jalan dan Jembatan
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Mesak juga menyampaikan aspirasi masyarakat Nabire kepada Gubernur Papua Tengah agar mendukung pembangunan infrastruktur dasar kota, seperti jalan dan jembatan.
Ia menjelaskan bahwa Nabire memiliki tiga jenis ruas jalan, yakni jalan nasional, provinsi, dan kabupaten, yang semuanya saling terhubung dan vital bagi aktivitas sosial ekonomi masyarakat.
“Jalan dan jembatan yang menjadi beban Kabupaten sudah dan terus kami kerjakan dan masyarakat sudah mulai merasakan. Kami mohon perhatian dari pemerintah Provinsi. Sebab jalan dan jembatan di Nabire adalah urat nadi mobilitas masyarakat, dan wajah kota ini akan dinilai dari infrastruktur yang tertata dan ke-asri-annya,” harap Bupati Mesak.
Penataan Kota untuk Kesejahteraan Semua
Bupati Mesak Magai menegaskan bahwa seluruh langkah ini bukan untuk menyulitkan siapapun, tetapi untuk menyiapkan kota Nabire yang berdaya saing, layak huni, dan membanggakan masyarakat Papua Tengah.
“Pemindahan pasar bukan berarti menghapus mata pencaharian, tapi menata kota untuk masa depan yang lebih baik. Kami hadir untuk mendampingi setiap langkah. Nabire harus menjadi ibu kota provinsi yang hebat, membanggakan semua orang Papua Tengah,” tutupnya. (Admin/D)
855 orang membaca tulisan ini