Perkebunan
Sektor perkebunan di Kabupaten Nabire merupakan potensi yang sangat besar peluangnya dalam menggerakkan perekonomian masyarakat. Tersedianya lahan perkebunan yang memadai sebagai salah satu modal utama pengembangan komoditi perkebunan.
Hasil survey Bakosurtanal dan Badan Pertahanan Provinsi Papua bahwa lahan potensial untuk perkebunan di Kabupaten Nabire seluas 2.231.049 Ha, dengan komoditi yang sesuai antara lain : kelapa, kelapa sawit, kakao, kopi dan lada. Pemanfaatan lahan perkebuan hingga tahun 2010 (data tahun 2011 belum diperoleh), mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu 3.645.00 Ha menjadi 3.821,65 Ha.
Komoditi perkebunan yang diupayakan para petani meliputi berbagai tanaman, seperti pada tabel berikut ini :
Dari pemanfaatan luas lahan tersebut, lahan tanam yang telah berproduksi dan jumlah produksi yang dihasilkan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Pemasaran hasil komoditi perkebunan sampai saat ini tidak mengalami hambatan, bahkan beberapa pelaku pasar (pedagang penampung) melakukan mitra usaha dengan petani sebagai penghasil.
Komoditi perkebunan yang masih menjadi andalan untuk diantarpulaukan adalah kakao dan kopi yaitu ke Surabaya dan Makassar.
Realisasi volume dan nilai perdagangan antar pulau kedua komoditi ini tersebut cenderung mengalami peningkatan, sebaliknya harga satuannya relatif tetap, bahkan untuk kakao terjadinya penurunan harga dari tahun yang lalu. Data ini dapat dilihat dari lima tahun terakhir hingga tahun 2010 sebagai berikut :
Perkembangan harga komoditi perkebunan tahun 2010 hampir sama dengan tahun sebelumnya kecuali harga jambu mete dan kelapa. Data harga komoditi dimaksud adalah :
Pengusaha dan koperasi yang berperan serta dalam pemasaran komoditi perkebunan baik sebagai penampung maupun pengolah antara lain seperti tabel dibawah ini :
2,232 orang membaca tulisan ini