NABIRE November 2013 – SMA YPPK ADHI LUHUR Nabire yang bernaung dibawah Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Katholik menyelenggarakan Festival Budaya Tahun 2013, yang bertemakan : Kemana Kan Ku cari Budayaku ?
Kegiatan Yang Telah menjadi agenda rutin dua tahunan ini bertujuan untuk menumbuh kembangkan rasa cinta terhadap budaya sekaligus menjadi ajang unjuk kreativitas diantara para siswanya.
Dengan slogan “Mari Pace, Mace dan Adek-adek, kitong sukseskan dan turut menjelaskan budaya asli Indonesia”, kegiatan Budaya Para Pelajar ini dibuka secara resmi oleh Bupati Nabire yang dalam kesempatan ini diwakili oleh Asisten Bidang Administrasi Pembangunan Ir. Sukadi Juga kesempatan ini pula hadir ketua DPRD, Muspida, Kepala Diknas, Orang tua wali murid dan segenap jajaran pengurus YPPK Adhi Luhur.
Dalam laporan Kepala SMA YPPK ADHI LUHUR, beliau menyatakan pihak sekolah merasa terpanggil untuk membentuk generasi muda bangsa yang berkemampuan intelektual unggul, berhati lembut, berjiwa tangguh, berakal budi jernih, dan berkepedulian kepada sesamanya. Untuk itu berbagai cara dan upaya pun ditempuh sekolah ini agar maksud pendidikan generasi muda calon pemimpin yang berwawasan kebhinekaan dapat terlaksana. Sebagai realisasi dari sebuah refleksi mendalam mengenai keragaman sebagai keniscayaan dibangun sadarkan melalui kerja bersama dalam mewujudkan festival budaya. Di sana pun, para siswa-siswi, tidak hanya sibuk mempersiapkan berbagai tampilan atau hanya mengusahakan sebuah performance belaka, tetapi dalam kegitan ini di didik pula cara dan metode bekerja dan berusaha mencapai tujuan. Keragaman sebagai sebuah keniscayaan keindonesiaan, dinyatakan dalam gelar budaya bersama dalam Festival Budaya Adhi Luhur 2013 ini. AdhiLuhur dalam bingkai multi etnis-budaya dikolaborasi dalam sebuah tampilan seni dari berbagai suku yang ada di SMA YPPK AdhiLuhur semakin menghadirkan secara nyata makna dari keindonesiaan dan kebinekaan Indonesia.
Diharapkan dengan kegiatan ini generasi muda kita diajak langsung mengalami, mengenal, mengakui, menghormati, dan menilai positif perbedaan-perbedaan dengan cara menggalang semangat saling percaya dalam sebuah kerja sama. Dalam koridor Festival Budaya inilah segala bentuk perbedaan dihormati dan dihargai, sehingga setiap orang dalam kapasitasnya merasa diperhatikan dan diapresiasi.
730 orang membaca tulisan ini