Nabirekab.go.id – Pusat Kajian Kepemudaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (PUSKAMUDA FISIP UI) bekerjasama dengan United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) mengembangkan program Peningkatan Literasi Digital dan Perlindungan Anak di kalangan tenaga kesehatan, guru, pemuda, dan kader kesehatan melalui pelatihan literasi digital dengan pendekatan Komunikasi Antar Pribadi (KAP).
Kegiatan yang bertujuan meningkatkan kapasitas masyarakat dibidang literasi digital untuk melawan hoaks, melalui pengembangan perilaku sosial serta perlindungan anak dan kesehatan mental itu digelar di empat kota di tanah Papua pada tahun 2023, yaitu di Wamena Provinsi Papua Pegunungan, di Nabire Provinsi Papua Tengah dan di Biak dan Supiori di Provinsi Papua.
Pelatihan di Nabire dilaksanakan di aula Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) jalan Pepera Nabire dua gelombang.
Gelombang pertama pelatihan KAP literasi digital dan perlindungan anak untuk trainer dilaksanakan pada Selasa – Sabtu, 2 – 6 Mei 2023 dengan jumlah peserta 14 orang yang terdiri dari DP3AKB, Pemuda, Pendeta, Pendamping Kampung, Pekerja sosial/rehsos,dan Dinkominfo Nabire.
Gelomang kedua pelatihan KAP literasi digital dan perlindungan anak untuk komunikator dilaksanakan pada Jumat – Sabtu, 5 – 6 Mei 2023 dengan jumlah peserta 250 orang yang terdiri dari guru, kader kesehatan, tenaga kesehatan, pemuda, pendeta, pendamping kampung, orang tua, dan Dinkominfo Nabire.
Bupati Mesak: Literasi Digital Penting, Jaga Stabilitas
Pada pembukaan kegiatan tersebut, Bupati Nabire, Mesak Magai, S.Sos., M.Si melalui Pelaksana Tugas Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Nabire, Yermias Degei menyampaikan dua hal penting berkenaan dengan perkembangan teknologi komunikasi informasi.
Pertama, kata Bupati Mesak, pelatihan literasi digital di Kabupaten Nabire sejalan dengan visi dan misinya di bidang komunikasi dan informatika. “Saya memberikan apresiasi kepada PUSKAMUDA FISIP UI dan Unicef karena pelatihan ini sejalan dengan visi dan misi kabupaten Nabire di masa kepemimpinan kami dan pelaksanaannya pada hari ulang tahun kami. Jadi, ini sekaligus kado bagi saya,” kata Bupati Mesak sebagaimana disampaikan Plt. Kadin Kominfo Nabire, Yermias Degei saat membuka kegiatan tersebut.
Oleh karena itu, kata Bupati Mesak, literasi digital sangat penting karena banyak berita hoaks bertebaran di mana-mana.
“Masyarakat harus dan terus menerus diberikan pemahaman bagaimana menyikapi berita-berita hoaks ditengah kehidupan sosial yang beragam. Nabire adalah pusat pemerintah Provinsi Papua tengah dan dihuni oleh berbagai suku dari Sabang sampai Merauke sehingga berpotensi menyebaran informasi-informasi tidak benar yang dapat memicu kerenggangan sosial dalam kehidupan sosial melalui media sosial sehingga melek digital bagi masyarakat kita, terutama cara-cara untuk melawan berita hoaks serta cara-cara bijak untuk menggunakan internet harus terus dilakukan. Hal ini penting agar stabilitas keamanan dan kenyamanan bagi seluruh masyarakat di Kabupaten Nabire selalu terjaga.”
Bupati juga menekankan bahwa Nabire yang sudah maju sebagaimana di saat ini karena partisipasi dari semua pihak, semua suku dan semua golongan. Karena itu, kerukunan dan kebersamaan dalam segala aspek harus dijaga tanpa membeda-bedakan suku, agama dan ras. “Mari kita terus membangun Nabire dalam keragaman dan kebersamaan,” kata Bupati Mesak.
Pesan kedua dari Bupati Mesak adalah berkenaan dengan pesta demokrasi di tahun 2024. “Tahun 2024, kita akan melaksanakan Pileg, Pilpres, dan Pilkada serentak. Dalam tahun politik, penyebaran berita-berita hoaks juga pasti akan banyak bertebaran melalui media internet, terutama melalui media sosial. Oleh karena itu, masyarakat harus bijak dan menyita informasi yang diterima. Informasi apapun harus dipastikan lebih dahulu sebelum disebar kepada orang lain, atau kalau berita itu bukan dari media resmi maka jangan disebarkan sembarangan karena hal ini tentu akan merugikan orang lain dan diri sendiri.”
“Saya mengajak kita sekalian untuk menjaga stabilitas daerah, baik di ruang nyata maupun di ruang maya. Karena, informasi, perdebatan atau kegaduhan di dunia maya bisa terbawa ke ruang nyata dan bisa terganggu stabilitas daerah. Jadi, sekali lagi harus bijak gunakan internet, harus perhatikan untung dan ruginya bagi untuk diri sendiri dan orang lain.”
Kadin Kominfo Nabire: Desa Global Sudah Nyata, Kendalikan atau Dikendalikan?
Pada pelatihan tersebut, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Nabire, Yermias Degei mengatakan, apa yang pernah dikatakan oleh seorang ilmuan komunikasi dan kritikus asal Kanada, Marshall McLuhan pada tahun 1960-an tentang desa global kini sudah menjadi kenyataan dengan perkembangan teknologi komunikasi informasi yang didukung oleh internet.
“Pada tahun 1960-an, Marshall McLuhan pernah mengatakan bahwa suatu ketika dunia akan seperti sebuah desa kecil. Orang dari belahan dunia mana pun akan saling terkonek dengan dukungan internet. Dan, di saat itu kehidupan manusia akan ditentukan oleh teknologi dan sekaligus memperingatkan efek negatif dari intenet. Dan, hal itu sudah menjadi nyata di saat ini. Ada banyak hal positif dan negatif dari perkembangan ini,” kata Degei.
Baca juga: Dampak Desa Global Terhadap Indra Orang Papua
Kata Degei, di saat ini, di Nabire, pengguna internet terus bertambah setiap tahun.
“Berdasarkan data yang dioleh dari BPS/Telkom/Kominfo Nabire menunjukkan bahwa pengguna internet aktif di Nabire pada tahun 2018 diperkirakan hanya 13.813 orang, namun di tahun 2022 telah berkembang menjadi 52.000 orang dari total jumlah penduduk. Dan, rata-rata penggunaan 8 jam 52 menit setiap harinya. Dari jumlah tersebut, pengguna internet dan media sosial kelompok usia milenial mencapai 56.64%. Jadi, pengguna internet terus meningkat drastis di Nabire, baik jumlah pengguna maupun intensitasitas penggunaan setiap hari. Dan, akan terus meningkat. Oleh karena, literasi digital sangat penting terus dilakukan, terutama di kalangan milenial agar menggunakan internet untuk hal-hal yang baik.”
Kata Degei, “Internet, terutama media sosial harus dimanfaatkan sebagai sarana untuk konektivitas dan komunikasi; akses Informasi, pengetahuan dan edukasi; pencarian alamat dan pemetaan; kemudahan bisnis; dan sebagai sarana hiburan. Karena, perkembangan teknologi, komunikasi dan informasi ini juga telah menjadi ruang penyebaran informasi hoax, penipuan daring, perjudian daring, kekerasan berbasis gender online, jualan produk ilegal, pinjaman online, ujaran kebencian, dan lainnya.”
Berkenaan dengan hal itu, Degei menyampaikan beberapa tips untuk menggunakan internet dengan aman, yaitu pasang pasword yang aman untuk email dan acun media sosial yaitu kombinasi huruf, angka dan symbol minimal 28 karakter, lakukan self filtering, hindari kecanduan, hindari kerusakan anggota tubuh, waspada perilaku asing, selalu konfirmasi informasi yang beredar, waspada terhadat potesi bahaya, berani lapor Polisi jika ada penyalagunaan Internet, hindari mengumbar lokasi, perasaan dan rencana pribadi di dunia maya, serta hindari Download/Upload konten langgar aturan.
Degei mengajak kepada para peserta pelatihan untuk mengendalikan perkembangan teknologi komunikasi informasi dengan mengutip pernyataan Jonathan Miller (1971) yang mengatakan bahwa “Manusia dan seluruh kediriannya yang menentukan perubahan semacam apa yang dikehendakinya dan bukan ditentukan oleh teknologi atau media komunikasi yang berada di luar dirinya”. (Tim Dinkominfo Nabire)
104,413 orang membaca tulisan ini