Nabirekab.go.id – Dalam upaya mendukung visi nasional menjadikan seluruh kota di Indonesia sebagai Kota Wisata, Bupati Nabire, Mesak Magai, menyerukan penertiban terhadap baliho liar dan sampah yang mencemari wajah kota. Penegasan ini disampaikan Bupati saat memimpin apel gabungan awal bulan ASN Pemerintah Kabupaten Nabire, yang digelar di halaman Kantor Bupati Nabire, Jalan Merdeka, pada Senin, 5 Mei 2025.
Arahan ini merupakan tindak lanjut dari salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto, yang menargetkan semua kota di Indonesia menjadi destinasi wisata yang layak dan menarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Bupati: Semua Harus Dimulai dari Ketertiban dan Kebersihan Kota
Dalam arahannya, Bupati Mesak menekankan bahwa penataan visual kota dan pengelolaan lingkungan adalah langkah awal untuk menjadikan Nabire sebagai kota yang berdaya saing di sektor pariwisata.
“Saya perlu tekankan kembali bahwa pesan Presiden adalah menjadikan wilayah masing-masing sebagai Kota Wisata. Maka dari itu, saya minta Kasat Pol PP dan Bapenda menertibkan semua baliho yang tidak sesuai aturan,” tegas Mesak Magai.
Tak terkecuali baliho berbau politik, bahkan baliho Presiden sekalipun yang dipasang oleh pihak partai, juga diminta untuk ditertibkan jika tidak sesuai tempat atau estetika kota.
Tertibkan Sampah, Edukasi Warga Soal Jam Buang Sampah
Selain soal baliho, Bupati juga menyoroti serius persoalan sampah kota. Ia meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Nabire untuk gencar melakukan sosialisasi jam buang sampah kepada masyarakat, sebagai bagian dari gerakan kolektif menjaga lingkungan kota.
“Saya minta DLH terus mensosialisasikan jam buang sampah agar masyarakat tidak buang sampah sembarangan. Kita ingin kota ini bersih dan tertib, bukan kota yang terlihat semrawut,” ujarnya.
Kota Wisata Dimulai dari Masyarakatnya Sendiri
Bupati Mesak mengingatkan bahwa tidak ada kota indah yang dibangun dari luar, melainkan dari kesadaran dan partisipasi masyarakat sendiri. Karena itu, semua elemen—pemerintah, warga, pelaku usaha, dan tokoh adat—diminta untuk turut menciptakan Nabire yang aman, bersih, dan berwibawa.
“Tidak ada orang luar yang datang membangun kita. Kitalah yang harus bangkit, menciptakan wajah kota yang indah, rapi, dan nyaman untuk dikunjungi. Kita mulai dari kebersihan lingkungan, ketertiban baliho, dan keindahan ruang publik,” tutup Bupati.
Menuju Nabire sebagai Kota Wisata Papua Tengah
Langkah-langkah penataan ini sejalan dengan visi besar Pemkab Nabire untuk menjadikan wilayahnya sebagai salah satu pusat wisata budaya, religi, kuliner, dan alam di Papua Tengah. Keindahan alam yang dimiliki Nabire seperti Teluk Cenderawasih, pantai-pantai eksotis, dan ragam budaya lokal, perlu ditunjang dengan wajah kota yang tertib, nyaman, dan layak kunjung.
Pemkab berharap dukungan seluruh masyarakat dalam menciptakan kota yang bukan hanya layak huni, tetapi juga layak dikunjungi dan dibanggakan. (Admin/E)
81 orang membaca tulisan ini