Nabirekab.go.id – Pemerintah Kabupaten Nabire terus memperkuat kemitraan dengan lembaga-lembaga keagamaan sebagai bagian dari upaya membangun masyarakat yang beriman, damai, dan sejahtera. Salah satu bentuk konkret dari komitmen ini ditunjukkan melalui peletakan batu pertama pembangunan Gedung Gereja GKII Wilayah III Papua, Daerah Mapia II, Jemaat Eklesia Tugamoni dan Betel Diyaikunu, yang berlangsung pada Selasa, 13 Mei 2025 di Kampung Ugida, Distrik Siriwo, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah.
Acara ini mengusung tema “Mendirikan Rumah Allah”, yang tidak hanya menjadi semangat spiritual umat, tetapi juga menjadi momentum untuk mempererat hubungan antara gereja dan pemerintah sebagai mitra strategis dalam membangun peradaban kasih di Papua Tengah.
Peletakan batu pertama ini dihadiri langsung oleh Bupati Nabire, Mesak Magai, bersama jajaran tokoh agama dan pemerintahan setempat, antara lain: Pdt. Yakubu Magai selaku Ketua Panitia Pembangunan, Lettu Inf. R. Rony. P., Danramil Siriwo, Ipda Syukur, Kapolsubsektor Siriwo, Oto Magai, Kepala Suku Besar Siriwo, serta para tokoh pemuda dan tokoh agama se-Distrik Siriwo.
Dalam sambutannya, Bupati Mesak Magai menegaskan bahwa pembangunan gereja adalah tugas bersama antara pemerintah dan umat, karena rumah ibadah adalah tempat pembentukan iman, moralitas, dan perdamaian masyarakat.
“Saya akan membantu dana untuk pembangunan gedung gereja ini. Saya minta panitia dan seluruh jemaat bekerjasama dengan penuh semangat dan kasih untuk membangun Rumah Allah ini dengan baik,” ujar Bupati Mesak di hadapan jemaat.
Ia menambahkan, Pemerintah Kabupaten Nabire bersikap adil dan terbuka kepada semua denominasi gereja, karena kehadiran gereja adalah bagian dari pembangunan jiwa dan karakter masyarakat, bukan sekadar pembangunan fisik.
Bupati juga mengajak seluruh jemaat dan masyarakat Distrik Siriwo untuk mendukung visi besar “Nabire Hebat”, yang mengedepankan nilai-nilai kasih, keadilan, transparansi, dan kedamaian dalam pemerintahan dan kehidupan sosial.
“Jemaat adalah mitra strategis pemerintah. Mari kita wujudkan Nabire yang penuh kasih, damai, adil, dan transparan bersama-sama. Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri,” tegas Bupati Mesak.
Peletakan batu pertama ini menjadi simbol penting bahwa meski berada di wilayah pedalaman seperti Siriwo, pembangunan rohani tidak tertinggal dari pembangunan fisik. Kehadiran pemerintah dan tokoh adat dalam satu forum keagamaan juga menandai kuatnya solidaritas antara spiritualitas dan kearifan lokal.
Acara ditutup dengan doa dan harapan agar pembangunan gedung gereja dapat berjalan lancar, penuh sukacita, dan menjadi rumah bagi umat untuk membangun iman dan cinta kasih bagi sesama. (Admin/E)
1,671 orang membaca tulisan ini