Nabirekab.go.id – Bupati Nabire, Mesak Magai, S.Sos., M.Si mengatakan, sejalan dengan perkembangan tekonologi komunikasi dan informasi saat ini yang semakin pesat, penyebaran berita atau informasi “hoax” tidak terkendali. Oleh karena itu, masyaralat harus cerdas dalam menyeleksi informasi yang diterima melalui media sosial maupun situs-situs berita.
“Hoax itu berita bohong. Saat ini teknologi sudah komunikasi sudah berkembang pesat dan banyak, baik media sosial maupun situs website. Maka, informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar banyak bertebaran di mana-mana. Oleh karena itu, saya mengajak masyarakat Kabupaten Nabire agar selalu selektif atas informasi yang diterima dan jangan sebarkan langsung, harus baik-baik pastikan kebenarannya,” ajak Bupati, Sabtu (25/02/23).
“Masyarakat Nabire itu masyarakat cerdas, saya yakin mereka akan belajar dari kasus-kasus di daerah lain. Sudah banyak kasus terjadi di daerah lain akibat hoax. Saya yakin, kita semua tidak ingin termakan dengan hoax,” kata Bupati Mesak.
Pada kesempatan berbeda, Plt. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Nabire, Yermias Degei kepada nabirekab.go.id mengatakan hal senada.
“Hoax merupakan informasi yang direkayasa untuk menutupi informasi sebenarnya atau juga bisa diartikan sebagai upaya pemutarbalikan fakta menggunakan informasi yang meyakinkan tetapi tidak dapat diverifikasi kebenarannya. Hoax juga bisa diartikan sebagai tindakan mengaburkan informasi yang sebenarnya, dengan cara membanjiri suatu media dengan pesan yang salah agar bisa menutupi pesan yang benar,” kata Degei menjelaskan.
Degei lebih lanjut menjelaskan, hoax beredar melalui foto, berita, video, dan lainnya baik melalui media sosial seperti facebook, twitter, whatsapp, intagram, dan media sosial lainnya serta ada juga situs-situs website yang memang sengaja dibuat dengan tujuan mendapatkan kunjungan sebanyak mungkin, dengan membuat berita penuh sensasi. Selain itu ada juga yang motifnya untuk menyalurkan aspirasi politik melalui media sosial dengan membuat kabar palsu.
Dikatakan Degei, hoax dipicu dua motif utama yaitu ekonomi dan politik serta ada juga dendaman pribadi dan dendaman antarkelompok sosial. “Saat ini, penyebaran berita “hoax” semakin banyak dan sudah banyak menimbulkan kerugian. Oleh karena itu, kami mengajak masyarakat untuk harus selalu cerdas dalam penggunaan media sosial dan situs-situs website.”
Empat Cara Melawan Hoax
Degei mengatakan, “Ada empat cara melawan hoax. Pertama, perhatikan judul berita, baca isinya dan cek situs websitenya. Karena, berita bohong sering dibuat dengan judul yang menarik perhatikan pembaca padahal isinya tidak sesuai dengan judulnya. Jadi, jangan percaya hanya karena judulnya menarik. Kita harus membaca secara detail dan perhatikan tanggalnya karena saat suatu peristiwa terjadi,sering kali orang menyebar berita yang sudah terjadi lama atau yang terjadi di tempat lain. Kamu juga harus perhatikan website yang memuat berita tersebut karena sudah banyak situs berita palsu. “
Cara kedua kata Degei, “Saat mendapatkan informai melalui media sosial atau website, jangan percaya langsung dan membagikan informasi tersebut. Jangan jadikan rujukan untuk ambil kesimpulan atau keputusan. Kamu harus periksa juga di media lain yang memuat informasi yang sama karena “hoax” bisa datang dari sumber yang asli tetapi cara penyampaiannya di media bisa berbeda dengan aslinya. Kamu harus cari berita pembanding dari situs berita resmi sebagai pembanding.”
Cara ketiga menurutnya adalah “Kabar palsu atau kabar bohong juga sering berisi gambar atau video yang dimanipulasi. Perhatikan konteks dan asal dari fotodan video tersebut. Saat ini teknologi sudah canggih sehingga foto dan video bisa diedit sesuai keinginan seakan-akan benar. Oleh karena itu, kita harus caritahu foto atau video yang sama di google untuk memastikannya.
Cara keempat menurut Degei adalah “Pelajari informasi berkenaan dengan hoax. Banyak informasi seputar hoax yang kita pelajari di internet agar tidak termakan hoax. Semakin banyak informasi yang kita punya akan semakin mampu membedakan berita atau informasi benar atau salah.” (nabirekab.go.id/CR/)
37,573 orang membaca tulisan ini