Nabire Rabu 17 November 2014. Menggunakan pesawat Trigana air, Gubernur Papua Lukas Enembe S.ip,MH, beserta rombongan tiba di Bandara Nabire pukul 10:55 WIT, rombongan disambut dengan tarian adat dan di terima oleh Bupati Nabire, Bupati Paniai, Bupati Dogiyai, Bupati Deiyai dan Bupati Intan Jaya beserta para Muspida Kabupaten Nabire. Adapun kedatangan beliau guna mengikuti serta membuka secara resmi acara Musyawarah Besar (MUBES) HIV/AIDS dan Pemberantasan Minuman Keras (MIRAS) diwilayah Mee Pago tanggal 17-20 November 2014. Selanjutnya rombongan menuju ke Gereja Katolik Kristus Raja Siriwini dan disambut juga dengan tari-tarian dari daerah pegunungan mau pun dari daerah pantai.
Dalam laporan Ketua Panitia Pastor Nato Gobay, mengatakan kurang lebih ada 45 marga (suku) di wiayah adat Mee Pago Kabupaten (Nabire, Paniai, Dogiayai, Deiyai, Intan Jaya dan Mimika) sudah habis akibat terinveksi virus mematikan HIV/AIDS dan Minum Keras. Dijelaskannya, sesuai data yang diperolehnya bahwa sejak tahun 1967 penyakit HIV/AIDS sudah ada di Jakarta dan tahun 1992 penyakit mematikan ini sudah tiba di Papua dan secara khusus di Kabupaten Nabire pada tahun 1998. “Jadi bukan hanya HIV/AIDS penyakit lebih berbahaya lagi bakal datang ke Papua yakni penyakit Ebola,”ungkapnya.
Menurutnya, atas permasalahan ini maka siapa yang harus bertanggung jawab dan tentunya bukan saja pemerintah, gereja atau dokter. Tetapi hal ini menjadi tanggungjawab semua manusia dan masyarakat Papua. “Penyakit HIV/AIDS adalah musuh bersama mulai dari pejabat hingga masyarakat biasa. Mubes ini diadakan hanya dua tujuan saja yakni memberantas peredaran miras dan mencegah serta mengurangi HIV/AIDS. Mencegah dan mengurangi adalah nilai yang paling tinggi. Untuk itu, kami telah membentuk suatu lembaga yang menangani masalah HIV/AIDS dan miras yakni Lembaga Pelayanan Perlindungan Masyarakat di wilayah adat Mee Pago (LP2MM),”bebernya.
Selanjutnya dalam sambutan Gubernur Papua Lukas Enembe, SIP, MH mengungkapkan, kesadaran yang dilakukan tokoh adat, masyarakat, pemuda wilayah Mee Pago perlu diapresiasi oleh pemerintah provinsi Papua karena sudah ingin bertekad memberantas dua permasalahan ini yakni HIV/AIDS dan Miras. Gubernur menyatakan bahwa kalau sampai tidak diantisipasi mengatasi masalah besar ini maka orang Mee Pago di Papua bakal habis. Dengan munculnya tekad untuk memberantas dua masalah besar ini maka masyarakat wilayah Mee Pago harus menerjemahkan visi misi Gubernur Papua yakni Papua Bangkit Mandiri dan Sejahtera. Kesadaran generasi Mee Pago harus bangkit untuk menyelamatkan manusia. Di samping itu juga gubernur mengajak semua bupati yang ada diwilayah Mee Pago untuk bersepakat memberantas HIV AIDS dan Minuman Keras yang ditandai dengan penandatanganan kesepakatan oleh para Bupati, kesepakatan tersebut antara lain pertama para bupati siap dan bersedia memberantas penyakit sosial masyarakat. Kemudian kedua akan meneruskan hasil rekomendasi hasil Mubes untuk dilaksanakan dimasing-masing wilayah kerja sebagai program kerja. Ketiga para bupati siap dan memberantas penyakit sosial masyarakat miras dan HIV/AIDS di wilayag Mee Pago.
Musyawarah Besar Pencegahan HIV/AIDS dan Penanggulangan Minuman Keras di Wilayah Adat Mee Pago Provinsi Papua ini berthemakan : Dengan Mubes Berusaha Menciptakan Kesadaran Atau Jati Diri Yang Sejati Bermartabat Di Wilayah Adat Mee Pago dan Sub thema: melalui mubes ini berusaha mencegah/mengurangi penyakit HIV/AIDS dan Miras terhadap ancaman kepunahan manusia Papua.
1,075 orang membaca tulisan ini