Jambore Generasi Berencana sebagai Pusat Informasi Konseling (PIK) – Reproduksi Remaja (RR) dilaksanakan di Kabupaten Nabire pada tanggal 25 sampai dengan 27 November 2014 bertempat dihalaman Kantor Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Nabire. Peserta yang hadir berasal dari 8 (Delapan) Distrik yang ada di Kabupaten Nabire, yaitu Distrik Napan, Uwapa, Wanggar, Nabire, Yaro, Nabire Barat, Teluk Kimi Dan Makimi, terdiri dari pelajar SMP, SMA dan Mahasiswa.. Sebelum acara dimulai peserta diwajibkan mendirikan tenda, registrasi peserta dan mengikuti upacara pembukaan dan dilanjutkan dengan game/permainan/lomba pesan berantai.
Sedangkan upacara Pembukaan dipimpin langsung oleh Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Nabire ibu Yufinia Mote, S.Si.T. Dalam sambutannya Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana menyampaikan bahwa sebagai generasi muda sudah sepantutnya ikut berkontribusi dalam mencegah ataupun menjauhkan diri dari Narkoba maupun HIV/AIDS, itulah yang menjadi tujuan diadakannya Jambore Generasi Berencana PIK bagi anak remaja dan mahasiswa, dan diharapkan juga agar para peserta lebih mengetahui bagaimana cara menghindarkan diri dari Narkoba dan juga cara penanggulangan HIV/AIDS, yang juga merupakan tanggung Jawab kita sebagai orang tua.
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obat terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini kian meningkat. Banyak sekali berita-berita yang menayangkan anak-anak muda yang begitu mudah menjadi korban narkoba. Pada awalnya, pelajar yang mengkomsumsi narkoba biasanya awali dengan perkenalannya dengan rokok, karena kebiasaan merokork itulah seperti sudah menjadi hal yang wajar dikalangan pelajar saat ini, dari kebiasaan buruk inilah pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar itu bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba.
Bagitu juga dengan HIV/AIDS, sama dengan narkoba, awalnya hanya ingin mencoba-coba (seks bebas), pasti semua setuju untuk menjauhkan diri dari yang namanya HIV AIDS. Bukan hanya keganasan penyakit yang belum adanya obat penawarnya, tapi juga masa depan kita bakal habis gara-gara HIV/AIDS. Sesuai dengan hasil survei/penelitian yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) adalah sebagai berikut :
Menurut Data yang dirilis oleh BNN, 22 % pengguna narkoba adalah kalangan Remaja dan Mahasiswa dari tahun ketahun Meningkat tahun 2011 sebanyak 607 kasus, 2012 sebanyak 709 kasus dan tahun 2013 sebanyak 857 Kasus. Tahun 2011 BNN mengadakan survei/penelitian dan dari hasil penelitian tersebut di 16 Provinsi ditemukan 2,6 % Siswa SLTP pernah menggunakan Narkoba, 4,7 % SMA sederajat dan 7,7% Mahasiswa. Usia Remaja dan Mahasiswa rentan terhadap bahaya Narkotika karena belum mencapai tingkat kematangan yang memadai dan cenderung labil sehingga menjadi Target dan sasaran pengedar .
Narkoba dan sejenisnya telah merambah Kabupaten Nabire, berdasar data yang diperoleh dari Polres Nabire pada kurun waktu Tahun 2012 S/D 2014 tercatat 10 Kasus, 2 diantaranya kasus ganja, 4 kasus shabu–shabu dan sisanya miras.
Untuk Hubungan Seksual yang tidak sehat, berdasar Data dari hasil Survei yang dilakukan di 33 Provinsi Pada Tahun 2008 sebanyak 63 % remaja mengaku sudah mengalami hubungan seks sebelum menikah, dengan perilaku yang tidak sehat akan membuat remaja rentan tertular HIV/ AIDS dan terbukti 54 % pengidap HIV / AIDS adalah remaja. Perlu diketahui Bahwa Provinsi Papua Prevelensi Kasus AIDS menduduki urutan pertama dari 33 Provinsi di Indonesia yaitu 369,43 dari 100. 000 Penduduk sudah terkena AIDS .
Kabupaten Nabire sampai dengan tahun 2014 pengidap HIV / AIDS sudah mencapai 4.286 orang dan telah menempati urutan ke dua Provinsi Papua. Jika dirinci berdasarkan suku, maka Suku Mee urutan pertama dengan jumlah 2.628 Orang, suku Dani 380 Orang, 100 Orang suku Moni, sisanya suku – suku lain lain dan lebih memprihatinkan ada 83 Ibu yang menularkan pada bayinya, sedangkan untuk usia 15 – 19 tahun 72 orang, usia 20 – 24 tahun 128 orang.
Dari data yang ada ini diharapkan peserta Jambore Generasi Berencana PIK-RR, dapat berperan aktif mensosialisasikan kepada rekan-rekan pelajar yang lainnya setelah kembali kesekolah nantinya.
990 orang membaca tulisan ini